Halaman

Selasa, 10 Desember 2019

Foto dalam Media

Foto pada media menjadi ujung tombak media dalam menarik minat baca pembaca yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh pada kemasan sebuah berita. Dengan kehadiran foto, pesan yang akan disampaikan oleh media akan lebih cepat diterima daripada ribuan kata. Foto pada media sebagai bukti unutk menunjukkan kredibilitas juga “dapat dipercaya”. Oleh karena itu fotografi selalu menjadi andalan pada surat kabar atau majalah untuk menampilkan berita-berita dan informasi seaktual mungkin dan seakurat mungkin. Media dalam mendeskripsikan fotografi adalah menjelaskan tentang unsur-unsur apa saja yang membuat karya foto itu ada. Foto memiliki kekuatan untuk mengkonstruksi emosi pembaca yang pada akhirnya mampu menggerakkan fantasi yang dimiliki oleh masing-masing pembaca yang dapat juga meningkat menjadi sebuah motivasi tersendiri.

Fungsi Foto dalam Media 
Foto dalam media memiliki berbagai fungsi antara lain : 
1. Menarik Perhatian Pembaca 
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa tulisan yang memiliki foto didalamnya akan lebih menarik dibanding dengan informasi maupun berita yang hanya memiliki tulisan panjang didalamnya. Dengan adanya foto didalam informasi yang disajikan juga dapat meningkatkan minat baca publik, karena dianggap tidak akan membosankan. 

2. Membantu Menyampaikan Isi Informasi 
Foto dalam jurnalistik juga dapat membantu menyampaikan isi informasi atau berita secara lebih jelas. Dimana foto dalam jurnalistik biasanya dengan sendirinya akan mudah dimengerti dan dipahami. 

3. Memberi Mutu Pada Berita atau Informasi yang Disampaikan 
Fungsi foto dalam jurnalistik yang selanjutnya adalah dapat memberikan mutu pada berita atau informasi yang disampaikan. Artinya adalah dengan adanya foto dalam jurnalistik biasanya orang akan menilai bahwa berita atau informasi yang disediakan lebih bermutu. Hal ini juga meningkatkan minat atau daya tarik pembaca. 

4. Pelengkap Berita atau Informasi 
Foto dalam jurnalistik juga berfungsi sebagai pelengkap berita atau informasi yang ditujukan pada publik. Artinya bahwa sesungguhnya foto dan tulisan dalam jurnalistik memiliki kedudukan yang sama, sehingga dapat melengkapi satu sama lain. 

5. Lebih Meyakinkan atau Membangun Kepercayaan Isi Informasi 
Fungsi foto dalam jurnalistik yang terakhir adalah lebih meyakinkan atau membangun kepercayaan isi informasi. Dengan adanya foto didalam jurnalistik maka pembaca akan lebih yakin bahwa informasi yang disampaikan adalah benar adanya dan nyata terjadi. Bukan hanya pendapat atau bahkan karangan semata.

Jumat, 06 Desember 2019

Jenis- jenis Iklan dan Contohnya


Ada banyak sekali jenis iklan yang sering kita lihat selama ini. Dari jenisnya, iklan dapat dibagi berdasarkan isi, media, dan sifat iklan itu sendiri.

1. Iklan Berdasarkan Isi
a. Iklan Pemberitahuan (Pengumuman)
Yaitu iklan yang bertujuan untuk menarik perhatian khalayak melalui informasi atau pemberitahuan tertentu. Misalnay saja iklan pemberitahuan duka cita atau reuni alumni sekolah.



b. Iklan Penawaran (Niaga)
Yaitu iklan yang bertujuan untuk menawarkan produk atau jasa kepada khalayak ramai. Contoh iklan ini misalnya iklan sepatu, iklan smartphone, iklan jasa kurir, iklan laundry, dan lain sebagainya.


c. Iklan Layanan Masyarakat
Berbeda dengan dua jenis iklan sebelumnya, iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi atau edukasi kepada masyarakat mengenai isu atau topik tertentu. Iklan layanan masyarakat ini biasanya dibuat oleh lembaga atau instansi pemerintah atau organisasi non-profit. 




2. Iklan Berdasarkan Media
Selanjutnya, jenis iklan berdasarkan media yang dipakai terdiri dari :
a. Iklan Cetak
Sesuai dengan namanya, iklan cetak adalah jenis iklan yang dipasang di media menggunakan teknik cetak, baik itu dengan cara laser, sablon, letterpress, dan lain- lain. Contoh dari iklan cetak antara lain adalah Koran, tabloid, stiker, poster, brosur, dan lain sebagainya. 



b. Iklan Elektronik
Kebalikannya dari iklan cetak, iklan elektronik memanfaatkan media berbasis perangkat elektronik, seperti televisi, radio, film, dan media digital interaktif (internet). Masing- masing dari perangkat elektronik ini mempunyai karakteristik yang berbeda- beda.

- Iklan Radio : mengandalkan kekuatan suara karena hanya bisa didengarkan saja. Contoh iklan radio adalah sponsor program, spot, dan ad-lib.

- Iklan Televisi : iklan dengan media yang bisa menggunakan kombinasi unsur suara, gerak, teks, dan gambar sehingga pesan iklan lebih tersampaikan kepada audience. Contoh iklan televisi antara lain live action, stop action, musik, sponsor program, running text, credit title, animation, promo ads, backdrop, ad-lib, dan superimposed.

- Iklan Film : iklan yang muncul saat kita tengah menonton sebuah film di bioskop. Iklan yang ditayangkan dalam jenis ini antara lain live action, dan endorsement.

- Iklan Media Digital : jenis iklan yang tayang di berbagai media online. Beberapa contoh dari jenis iklan ini antara lain banner website, sponsorship, search engine marketing, email marketing, native ads, social media ads, dan masih banyak lagi.

- Iklan Luar Ruang : jenis iklan elektronik yang menjangkau khalayak ramai di luar ruangan. Contoh dari iklan ini adalah iklan transit, mobile billboard, LED display, outdoor standar, dan masih banyak lainnya.



3. Jenis iklan Berdasarkan Tujuannya
Bagian terakhir dari artikel ini adalah jenis iklan berdasarkan tujuannya, yaitu iklan komersial dan iklan non-komersial. 
a. Iklan Komersial 
Karena bersifat komersial, maka sudah pasti tujuan dari jenis iklan ini adalah untuk mencari keuntungan ekonomi, atau meningkatkan penjualan. Iklan komersial ini sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu :
- Iklan Konsumen, ditujukan kepada end customer atau konsumen akhir sebuah produk.
- Iklan Bisnis, ditujukan kepada pihak yang bisa mengolah atau menjual produk kembali ke end customer.
- Iklan Profesional, yaitu iklan yang ditujukan untuk segmen tertentu dalam kelompok professional.

b. Iklan Non-Komersial 
Kebalikannya dari iklan komersial, goal utama dari iklan non komersial adalah untuk membagikan informasi dan edukasi terhadap khalayak. Iklan ini tidak memikirkan keuntungan secara ekonomi, namun lebih ke arah sosial. Tujuan yang ingin dicapai dari iklan ini adalah peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap isu yang diiklankan. Salah satu contoh dari iklan non-komersial adalah iklan masyarakat untuk kampanye keluarga berencana, kampanye hemat listrik atau kampanye makan ikan.
 

Pengelolaan Media Selembar

Lembaga yang mempunyai newsletter antara lain:
1. Mahkamah Kontitusi (MA)
Newsletter dalam MA ini berkontribusi sebagai penyedia informasi mengenai politik, ekonomi, dan banyak lagi yang berhubungan dengan ketatanegaraan di Indonesia.



2. Lembaga perusahaan
Newsletter dalam perusahaan ini berkontribusi sebagai penyedia informasi mengenai perusahaan tersebut baik yang menyangkut produk, orang yang terlibat, serta informasi yang dapat membantu publik agar berhubungan dengan bisnisnya.




3. Lembaga pendidikan (e-newsletter)
Newsletter dalam lembaga pendidikan ini berkontribusi sebagai penyedia informasi mengenai informasi yang mencakup tentang pendidikan seperti; kurikulum pendidikan, pembelajaran, dll.



Contoh Media Selembar:

Hakikat Media Selembar

A. Pengertian Media Selembar
Media selembar atau lebih sering dikenal sebagai newsletter termasuk dalam media massa. Newsletter atau majalah perusahaan/ bulletin merupakan sarana bagi perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan informasi dari manajemen organisasi atau perushaan kepada anggota organisasi atau kepada konsumen. 

Rumanti (2004:119) menyebutkan bahwa newsletter merupakan sebuah tipe in house jurnal yang berisikan inti sari berita-berita (berita yang singkat) ukurannya bisa sama dengan majalah pada umumnya hanya jumlah halamannya yang lebih sedikit. Akan tetapi, menurut Ruslan (2010:196) menyebutkan bahwa newsletter merupakan media informasi atau siaran berita yang singkat, ditujukan kepada pembaca yang sibuk atau tidak memiliki waktu yang banyak untuk membaca berita yang terlalu panjang dan terperinci. Menurut Kriyantono (2009:162) menjelaskan newsletter merupakan in house journal yakni terbitan berkala yang diperuntukan untuk kalangan sendiri. 

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kelompok kami menyimpulkan bahwa media selembar (newsletter) adalah sebuah media cetak yang berisi tentang berita-berita singkat dengan jumlah halamannya lebih sedikit atau selembar.


B. Fungsi Media Selembar
Newsletter memiliki beberapa fungsi. Menurut Kriyantono (2008:163), sebagai berikut:
1. Newsletter dapat memberikan dorongan untuk memperkuat komitmen dan memberikan yang terbaik bagi pembaca.
2. Sebagai media publikasi melalui informasi tentang kegiatan tertentu.
3. Newsletter dapat menjadi jembatan atau wahana penjalin hubungan dengan public internal dan eksternal.


C. Ciri-ciri Media Selembar
Agar menghasilkan sebuah media selembar atau newsletter yang menarik dan berbeda dari media cetak yang lain, perlu diperhatikan ciri-ciri dari newsletter. Ciri-cirinya antara lain:

1. Berisi informasi atau berita yang sesuai dengan minat pembacanya (anggota perusahaan/ organisasi/ lembaga/ komunitas lainnya).
Seperti yang telah diketahui, newsletter berfungsi menawarkan jasa atau barang dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus mengerti seberapa besar minat pembaca sehingga informasi yang ditampilkan dalam newsletter sesuai dengan minta pembacanya.

2. Berisi informasi mengenai kegiatan perusahaan/ organisasi/ lembaga komunitas lainnya.
Di dalam newsletter berisi berbagai informasi atau kegiatan suatu organisasi. Informasi yang disajikan dalam newsletter bisa berupa kegiatan di luar perusahaan, prestasi, dan informasi-informasi penting lainnya yang tercantum secara ringkas dalam newsletter ini. Dalam menyampaikan informasi kepada pembaca, newsletter ditulis secara rinci dan singkat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembacanya.

3. Berupa lembaran, 1 lembar atau 2 lembar
Tidak seperti majalah ataupun media cetak yang lain, newsletter ini memiliki sedikit halaman hanya sekitar 1 sampai 2 halaman.

4. Desainnya menarik dan penuh warna
Desain yang disajikan dalam newsletter dibuat dengan semenarik mungkin agar menarik minat pembacanya. Biasanya sebagian orang yang ingin membaca suatu pasti dilihat dari desainnya terlebih dahulu baru isi.

5. Penerbitannya berkala
Berita mampu memperbaharui isi atau kontennya setiap hari. Namun, berbeda dengan newsletter. Isi atau konten newsletter bisa jadi sama karena fungsinya. Oleh karena itu, newsletter diterbitkan secara berkala untuk mempersempit kebosanan pembaca.


Kamis, 05 Desember 2019

Pengelolaan dalam Surat Kabar



Dalam membuat surat kabar tidak hanya asal membuat saja. Tetapi, juga perlu diperhatikan cara mengelola surat kabar. Berikut cara untuk mengelola surat kabar: 

1. Struktur Pengelolaan Surat Kabar 
Surat kabar Koran pertama yang terbit di Indonesia yakni pada zaman VOC sekitar tahun 1745. Isi surat kabar pertama tersebut hanya memuat aneka berita tentang kapal dagang VOC, mutasi pejabat, berita pernikahan, kelahiran, dan kematian. Pembacanya pun masih terbatas warga Belanda sendiri dengan judul Bataviasche Nouvelles. Koran ini terbit seminggu sekali dengan isi empat halaman.
Pada umumnya, terdapat dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa yakni, bagian redaksi (editor department) dan bagian pemasaran atau bagian usaha (Busines Department) dan kebijakan perusahaan dalam pengelolaan surat kabarnya mempunyai peran kepada persepsi pembaca terhadap surat kabar tersebut.
Dalam penerbitan sebuah surat kabar, biasanya terdiri dari beberapa bagian ataupun devisi yang bertanggung jawab langsung maupun tidak langsung terhadap sebuah penerbitan surat kabar, adapun susunan tim dalam sebuah redaksi surat kabar adalah sebagai berikut : 

a. Penanggung jawab surat kabar 
Pimpinan dari lembaga penerbit surat kabar,

b. Pemimpin redaksi 
Salah satu dari tim redaksi yang betugas mengajak, memimpin rapat redaksi untuk menentukan tema dan topik-topik tulisan setiap edisi surat kabar.

c. Tim redaksi
Merupakan beberapa orang (2-3 orang atau lebih) yang bertugas menseleksi, mengolah dan menyunting tulisan yang masuk agar cocok untuk dimuat dalam surat kabar. Tim redaksi juga menjadi reporter yang mencari bahan tulisan dan narasumber untuk ditulis sesuai kebutuhan materi sebuah edisi surat kabar. Serta melakukan pemotretan dan mengumpulkan/ menyusunnya menjadi stok foto yang sewaktu-waktu siap digunakan.

d. Tim reporter 
Merupakan wartawan lapangan yang bekerja untuk mencari berita di lapangan, mewawancarai seseorang, dan membuat tulisan hasil lapangan/wawancara tersebut. Hasil laporannya kemudian diolah (diedit) tim redaksi menjadi tulisan yang siap dimuat. Selain itu, reporter juga melakukukan pemotretan yang diperlukan.

e. Lay-outer / type setter
Adalah orang yang bertugsd melakukan tata letak (lay-out) naskah, gambar, dan bagian-bagian lain di dalam surat kabar dan tata aksara (setting) yaitu pemilihan jenis dan ukuran huruf yang sesuai dengan kebutuhan (jelas dan artistik).

f. Ilustrator
Adalah orang yang membuat gambar ilustrasi untuk melengkapi suatu naskah (cerita/catatan, pengalaman, cerpen, puisi dan sebagainya).

g. Kontributor tulisan
Adalah seseorang yang punya kepandaian menulis tetapi tidak masuk ke dalam struktur organisasi media. Beberapa orang seperti ini dapat diperoleh dari jenis keahlian (kompetensi) tertentu missal : Guru (menulis tentang isu pendidikan), petani maju (menulis tentang inovasi pertanian), petugas Puskesmas ( menulis tentang isu-isu kesehatan masyarakat), staf pemerintahan (menulis tentang isu-isu otonomi daerah), dan sebagainya. Juga terdapat perorangan yang memang merupakan pemerhati dan bersedia menuliskan hasil pengamatan / pemikirannya.


2. Proses Percetakan 
Terdapat beberapa teknik dalam percetakan, berikut teknik yang umumnya digunakan dalam percetakan menurut Frank Jefskins : 

a. Offset-lithography 
Kata offset umumnya digunakan untuk merujuk proses pencetakan lithography. Hal itu berarti bahwa ada tiga silinder dengan fungsi yang berbeda dalam mesin offse-lith. Plat dilengkapkan mengelilingi silinder plat dengan citra cetak bentuk positif pertama, mencetak pada selimut silinder kedua sehingga citra cetak positif menjadi negative atau terbalik. Kemudian citra cetak kedua mencetak citra cetak negative pada kertas yang digunakan melalui silinder.

b. Flexografi/ cetak tinggi 
Digunakan di Inggris guna untuk mencetak “delicate material” seperti foil untuk kemasan. Flexografi dikembangkan di Amerika Serikat untuk produksi surat kabar. Flexography merupakan proses web letterpress rotary, tetapi proses percetakan ini menggunakan plat karet yang fleksibel, dan solvent yang cepat kering atau tinta dengan basis air. Dengan menerapkan plat potopolimer yang telah diolah lagi dengan tinta khusus.

c. Potogravure
Mempunyai keunggulan pada usia plat cetak atau sleeve. Mempunyai kualitas yang cukup bagus dan murah, biasanya digunakan untuk mencetak kerta jenis art paper, dalam versi yang lebih baik photogravure digunakan untuk mencetak perangko atau benda pos lainnya.

d. Sablon / cetak saring / screen printing 
Teknik cetak ini berasal dari negeri Cina, yang memanfaatkan layar (screen) atau tenunan (mesh) rambut manusia. Biasanya digunakan untuk mencetak kertas, papan, plastic, kaos, dll.

e. System hard-dot
Versi terbaru pencetakan photogravure, yang menghasilkan cetakan yang sebanding kualitasnya dengan cetak offset-litho. Merupakan system silindergravure hard-dot kliscograph elektronik buatan Jerman. Sistem ini memiliki plat dengan permukaan bidang cetaknya berupa titik-titik yang berbentuk sesuai dengan desain yang menonjol keluar. Bentuk seperti ini berlainan dengan plat pada system pothogravure. System hard-dot memiliki area permukaan dengan ukuran yang bervariasi dengan terang atau gelapnya nada warna. Berbeda dengan system potogravureyang memanfaatkan kotak-kotak sel cekung yang dapat menyimpan tinta sesuai dengan derajat gelap terangnya nada warna yang diinginkan.


3. Proses Penerbitan 
Pada umumnya terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam penerbitan surat kabar. Tahapan penerbitan ini penting dilakukan agar berita atau informasi yang dihasilkan dapat memenuhi syarat penerbitan yang baik. Adapun tahapan-tahapan tersebut antara lain : 

a. Tahap Perencanaan 
Tahap perencanaan dalam manajemen redaksional untuk surat kabar harian adalah penentuan kebijakan isi pemberitaan untuk esok pagi, dan membahas berita-berita yang perlu ditindaklanjuti. Berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik. Prinsip ini berlaku bagi berita yang sifatnya diduga. Fungsi ini, merupakan kegiatan yang dimulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan proses pencarian berita. Hal yang biasanya dibahas dalam tahap perencanaan ini antara lain : 
1) Menentukan wilayah sasaran.

2) Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektivitas dari setiap pekerjaan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.

3) Menentukan hasil yang ingin dicapai dalam jangka panjang dengan selalu berinovasi.

4) Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 
- Menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Tindakan lebih ditegaskan saat rapat redaksi.

- Penjadwalan (scheduling) menentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau sasaran. Penjadwalan dan penugasan untuk para reporter yang tergabung ke dalam newsroom agar mereka melaksanakan tugas peliputannya.

- Anggaran (budgeting) menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tim redaksi juga harus memperhitungkan dengan cermat masalah iklan masuk dan biaya-biaya lainnya seperti penugasan pemimpin redaksi maupun reporter untuk mengikuti perkembangan yang terjadi.

- Pertanggungjawaban menetapkan siapa yang akan mengawasi pemenuhan tujuan yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah tercapai atau belum.

- Menguji dan merevisi rencana sementara (tentative plan).

- Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi. Pengawasan secara detail hanya dilakukan oleh Kepala Bagian Marketing dan Pemimpin Redaksi. Kepala Bagian Marketing fokus kepada masalah iklan, sedangkan Pemimpin Redaksi fokus pada masalah pemberitaan.

- Komunikasi-komunikasi antar organisasi yang baik, sehingga para stafnya melakukan tugasnya dengan hati yang ikhlas dan senang.

- Pelaksanaan..


c. Tahap Pengorganisasian
Pengorganisasian manajemen redaksional adalah penyusunan struktur organisasi dan pembagian tugas pekerjaan serta penempatan orang dan jabatannya dalam struktur organisasi. Pada proses redaksional terdapat staffing yang berfungsi untuk melaksanakan aktifitas redaksional (Djuroto, 2006:117).


d. Tahap Penggerakan 
Tahap penggerakan dalam manajemen redaksional adalah aktivitas yang menggerakan orang-orang beserta fasilitas penunjangnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu menghasilkan produk jurnalistik. Aktivitas tersebut meliputi peliputan, penulisan, dan penyuntingan berita. Penggerakan berarti fungsi yang dijalankan pada media massa berupa pengarahan seorang pemimpin agar para stafnya bersedia melaksanakan tugas, mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya. Sehingga timbul saling pengertian yang baik serta menumbuhkembangkan disiplin kerja dan rasa saling memiliki. 
Fungsi ini menjadi penting bagi sebuah media massa karena setiap media idealnya mempunyai ideologi maupun visi misi masing-masing. Jika fungsi penggerakan dapat diterapkan secara terarah, maka para staff redaksi akan mengerti betul tujuan media massa yang mereka naungi termasuk menyusun redaksi berita yang mereka liput.


e. Tahap Peliputan 
Proses peliputan dalam manajemen radaksional adalah mencari berita (news huntinh), atau meliput bahan berita. Ativitas meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Dalam meliput berita terdpat tiga teknik, yaitu reportase, wawancara, dan riset kepustakaan (studi literature). Pengolahan data seperti berita isu membutuhkan ketepatan dengan narasumber yang terkait. Jika tidak akurat bisa menjadi kendala dalam proses peliputan. Hal tersebut menjadi hambatan yang sering terjadi di lapangan. Proses peliputan seperti isu membutuhkan teknik pendekatan terhadap narasumber yang terkait untuk bisa mendapatkan data.
Wartawan dituntut memiliki kemampuan pendekatan kepada narasumber, agar narasumber bisa memberikan keterangan mengenai isu yang sedang di angkat. Dalam peliputan peristiwa yang tidak terduga bisa melakukan pendekatan pihak terkait dengan peristiwa tersebut, sperti saksi jika meliput suatu kejadian seperti kebakaran.
Peliputan suatu peristiwa yang tidak terduga menjadi proses yang harus segera dilakukan. Misalnya suatu peristiwa kebakaran yang terjadi, seorang wartawan harus sigap dalam melakukan tindakan jika ada info mengenai kejadian kebakaran. Info yang di dapat harus segera di cek seperti mendatangi tempat kejadian, mengambil gambar tempat kejadian. Selanjutnya reporter/ wartawan melakukan penulisan terhadap berita yang telah diliput. Penulisan berita biasanya menggunakan teknik melaporkan, yang merujuk pada pola piramida terbalik dan mengacu pada rumusan 5W + 1 H. 


f. Tahap Pengawasan 
Tahap pengawasan merupakan kegiatan untuk mengetahui pelaksanaan kerja bidang redaksional apakah sudah sesuai atau belum. Tahap pengawasan dalam bidang redaksional merupakan kegiatan penting karena adanya evaluasi dan penyuntingan hasil aktivitas sebuah berita yang akan diterbitkan.
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk memahami bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif. 







Apa Fungsi Pembuatan Surat Kabar ?


Surat kabar juga mempunyai fungsi bagi pembaca. Surat kabar dibuat tidak hanya ditulis saja            tanpa ada manfaatnya untuk pembacanya, manfaat surat kabar yaitu :
a. Menyiarkan informasi
Adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.

b. Mendidik
Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

c. Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.

d. Mempengaruhi
Mempengaruhi adalah fungsinya yang keempat yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan. (Effendy, 1986 : 122-123).


Selain hal tersebut diatas surat kabar sebagai media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat seperti dikatakan oleh Oetomo “berbagai penelitian mengungkapkan orang mambaca surat kabar, hal itu merupakan sarana untuk hidup, pers menjadi perabot rumah tangga yang lebih dalam maknanya dari perabot meja dan kursi, pers menjadi sarana hidup sebab untuk hidup orang perlu mengetahui lingkungannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, untuk masyarakat semakin luas, kompak serta pesatnya perkembangan pers menjadi sarana disamping berbagai media massa lainnya”. (Oetomo, 1986 : 47)