Halaman

Jumat, 29 November 2019

Penyusunan Tajuk Rencana

Tajuk rencana berasal dari kata “tajuk” yang juga disebut “mahkota”, “patam”, atau “jamang” yang juga berarti perhiasan kepala seperti jambul dibuat dari bunga buatan jumbai. Oleh sebab itu Djafar H. Assegaff via Barus (2010: 142) mengatakan pula bahwa tidaklah salah jika disebut tajuk rencana merupakan mahkota surat kabar atau majalah. Spencer via Romli (2006: 91) menjelaskan bahwa tajuk rencana sebagai pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang sudah ditajukkan. Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbiatan terhadap persoalan actual, fenomenal, dan atau kontrovelsial yang berkembang dalam masyarakat (Sumadiria, 2005: 7). Dari ketiga pendapat mengenai tajuk rencana, penulis dapat menyimpulkan bahwa tajuk rencana merupakan opini dari institusi atau media massa yang bersangkutan mengenai fakta atau opini yang berkembang di masyarakat.

Melalui tajuk rencana, surat kabar dan majalah memberi ulasan terhadap berita-berita yang bermunculan setiap hari dengan cara memberikan klarifikasi, menjelaskan latar belakang, menerangkan masa depan berita, merenungkan, dan menitipkan pesan-pesan moral pula di dalamnya. Tajuk rencana biasa ditulis oleh pemimpin redaksi atau wakilnya atau bisa juga oleh wartawan yang sudah berpengalaman puluhan tahun, yang matang dalam pemikiran, arif dalam menyampaikan penafsiran atau pendapat, dan jelas harus mengerti nilai berita (know news value) karena ia harus dapat menjelaskan argumentasinya yang kuat dan logis mengenai penyebab dan akibat suatu peristiwa serta sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas suatu kejadian, arah kecenderungan pemikiran yang berkembang di tengah masyarakatnya, serta masa depan berita bersangkutan. Jika ia membela sesuatu, ia harus memberi alasan yang kuat atas pembelaannya tersebut. Kalau menyerang, misalnya suatu kebijakan, juga harus dijelaskan alasan penyerangannya itu. 

Suara tajuk rencana bukanlah suara perorangan atau pribadi-pribadi yang terdapat di jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi, melainkan suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan pers. Tajuk rencana merupakan suara lembaga, maka dalam penulisannya tidak diberi keterangan nama penulisnya (anonim). Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana pers papan atas atau pers berkualitas misalnya, memiliki ciri senantiasa hati-hati, normative, cenderung konservatif, dan menghindari pendekatan kritik yang bersifat telanjang atau tembak langsung dalam ulasan-ulasannya. Dalam pemuatan tajuk rencana pers papan atas, pertimbangan aspek politis lebih dominan dibandingkan dengan pertimbangan sosiologis.

Tajuk rencana dari pers papan tengah atau pers popular berlaku sebaliknya. Pers popular lebih berani, atraktif, progresif, dan tidak canggung untuk memilih pendekatan kritik yang bersifat telanjang serta tembak langsung. Pers papan tengah atau bahkan pers papan bawah justru memilih pertimbangan aspek sosiologis dalam pemiatan tajuk rencana. Pers papan atas memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks dibandingkan dengan pers papan tengah atau pers papan bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas cenderung bersikap konservatif dan akomodatif dalam kebijakan pemberitaan serta dalam pernyataan pendapat dan sikap melalui saluran resmi tajuk rencana. 


Fungsi Tajuk Rencana
Menurut William Pinkerton dalam Sumadiria (2004: 83) ada empat fungsi tajuk rencana, sebagai berikut:
- Menjelaskan Berita
Tajuk rencana menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para pembaca. Tajuk rencana berfungsi sebagai guru, menerangkan bagaimana suatu kejadian tertentu berlangsung, faktor-faktor apa yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru akan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi suatu masyarakat.

- Menjelaskan Latar Belakang
Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, tajuk rencana dapat menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya. Dengan menganalisis sejarah sekarang, tajuk rencana dapat memperlihatkan keterkaitannya dengan masalah-masalah umum sekarang. Tajuk rencana dapat menunjukkan hubungan antara berbagai peristiwa terpisah: politik, ekonomi, atau sosial. Kadang-kadang tajuk rencana memuat suatu pandangan dan menunjukkan kesamaan dengan sejarah, yaitu kesamaan yang bertujuan untuk mendidik masyarakat.

- Meramalkan Masa Depan
Suatu tajuk rencana kadang-kadang menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa datang. 

- Menyampaikan Pertimbangan Moral
Para penulis tajuk rencana akan berurusan dengan pertimbangan moral yang biasa disebut dengan “pertimbangan nilai”. Mereka berkata kepada para pembacanya tentang sesuatu yang benar dan salah. Mereka berjuang untuk sesuatu yang benar dan menyerang kebatilan.


Penyusunan Tajuk Rencana
Ada beberapa teori mengenai penulisan tajuk rencana, yaitu teori ANSVA dan teori SEES.
a. Teori ANSVA
Menurut Monroe dalam (Sumadiria, 2004: 101) teori ANSVA terdiri dari lima tahap: attention (perhatian), need (kebutuhan), satisfaction (pemuasan), visualization (visualisasi) dan action (tindakan).
- Attention
Ada dua cara untuk membangkitkan daya tarik pembaca, yaitu: (1) buatlah judul yang provokatif, dan (2) sajikan intro yang benar-benar memikat. 

- Need 
Kebutuhan pembaca berupa informasi terbaru, data yang akurat, analisis yang tajam, arah kebijakan yang mantap, atau pendapat dan sikap yang tegas dan ringkas. Memenuhi kebutuhan dan hasrat ingin tahu pembaca adalah salah satu sikap dasar dan komitmen yang harus senantiasa ditunjukkan oleh penulis tajuk rencana.

- Satisfaction 
Penulis tajuk rencana harus memberi kepuasan kepada pembaca dengan memenuhi kebutuhan mereka. Apabila tajuk rencana tidak memberi kepuasan, maka cepat atau lambat tajuk rencana itu akan ditinggalkan.

- Visualization 
Agar tajuk penjabaran tajuk rencana tidak abstrak, maka paparan dan analisis tajuk rencana perlu disertai contoh-contoh nyata yang dekat dengan pengetahuan, ingatan, dan pengalaman khalayak pembaca. Hanya dengan begitu, khalayak pembaca akan dengan mudah megikuti jalan pikiran tajuk rencana.

- Action 
Penulis tajuk rencana harus menunjukkan langkah atau kebijakan apa yang sebaiknya diambil oleh pembaca.


b. Teori SEES
Teori SEES digunakan untuk tajuk rencana yang singkat, sederhana, tembak langsung, sehingga tidak memerlukan analisis yang komplek dan berat. Menurut teori SEES, ada empat tahapan dalam menulis tajuk rencana, yaitu: statement, explanation, example, dan summary.

- Statement 
Peristiwa atau pernyataan terpenting akan langsung dikemukakan pada bagian intro. Fungsinya untuk mengusik, bahkan mengguncangkan perhatian khalayak.

- Explanation
Pernyataan dalam intro tersebut sangat mengejutkan. Maka, pernyataan yang mengejutkan itu harus dilanjutkan dengan penjelasan yang disertai analisis yang meyakinkan. 

- Example
Agar pendapat kita semakin terfokus dan meyakinkan, maka pertegas penjelasan itu dengan rangkaian contoh nyata yang diambil dari kehidupan sekitar. 

- Summary 
Nyatakan kesimpulan dalam kalimat yang tegas dan ringkas. Tunjukkan tindakan konkret apa yang harus diambil oleh khalayak pembaca.


Secara umum dilihat dari sisi proses tahapan pekerjaan, menulis tajuk rencana tidak berbeda dengan menulis artikel opini. Secara sederhana, proses penyusunan tajuk rencana dibagi ke dalam empat tahap:
(1) Pencarian ide dan topik;
(2) Seleksi dan penetapan topik;
(3) Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis atau pendapat utama dari keseluruhan uraian tajuk rencana;
(4) Pelaksanaan penulisan. Keempat tahapan tersebut dilakukan secara kolektif oleh tim editorial secara terjadwal.
Jadi, berbeda dengan proses penulisan artikel yang dilakukan secara individual dengan tidak terjadwal.


Pencarian Ide dan Topik Berita
Pada tahap ini, tim editorial yang berjumlah 3-5 orang atau sesuai denga kebutuhan, melakukan inventarisasi pokok-pokok berita baik yang dimuat pada media pers kita maupun yang terdapat pada surat-surat kabar dan majalah lain yang terbit hari itu. Pokok berita tersebut diklasifikasikan sesuai dengan lingkup geografi dan dampaknya: (a) lokal, (b) regional, (c) nasional, dan (internasional). Untuk itu, disediakan lembar isian topik berita calon materi tajuk rencana.


Seleksi dan Penetapan Topik
Topik-topik berita yang telah diklasifikasikan menurut dimensi geografi dan dampaknya itu, dibawa ke dalam forum rapat tim khusus editorial untuk didiskusikan, dinilai, diseleksi, dan ditetapkan mana yang layak diangkat untuk menjadi topik tajuk rencana edisi berikut. Ada beberapa kriteria dalam penentuan topik tajuk rencana, sebagai berikut:
1) Topik merujuk kepada berita atau peristiwa yang actual atau kontroversial, atau kedua-duanya, sehingga memiliki daya tarik dan penting untuk segera diketahui oleh khalayak pembaca;
2) Topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers;
3) Topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan;
4) Topik berpijak kepada kiadah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan suatu peristiwa atau berita dilihat dari sisi cakupan volume dan dampaknya, akurasi, dan prinsip liputan berimbang;
4) Topik tidak bertentangan dengan aspek ideologis, aspek yuridis, aspek sosiologis, dan aspek etis yang terdapat dalam masyarakat atau bangsa;
5) Topik senantiasa berorientasi kepada nilai-nilai luhur peradaban universal seperti kemanusiaan, kebenaran, keadilan, kejujuran, kesetaraan, persaudaraan, demokrasi, transparansi, penegakan supremasi hukum.


Pembobotan Substansi Materi dan Penetapan Tesis
Setiap anggota tim editorial mengemukakan pendapat, pandangan, latar belakang, dan argumentasinya tentang topik terpilih untuk tajuk rencana setelah disesuaikan dengan visi, misi, filosofi, dan kebijakan umum penerbitan yang sudah digariskan dalam buku panduan perusahaan yang selalu ditinjau ulang secara periodi minimal setahun sekali.  
Dalam forum ini, keanekaragaman pendapat dan pandangan sebagai representasi suara para wartawan dan karyawan penerbitan diharapkan muncul secara alamiah. Betapapun demikian, keanekaragaman pendapat dan pandangan itu pada akhirnya harus terkistralisasi dalam butir-butir rekomendasi atau solusi yang akan ditawarkan kepada masyarakat pembaca yang dirumuskan dalam tesis secara ringkas, lugas dan jelas. 
Tesis tajuk rencana disampaikan melalui dua cara, terbuka dan tertutup. Terbuka apabila tesis dirumuskan dalam rangkaian kalimat ringkas, lugas, dan tegas secara tersurat. Tesis tersurat bersifat tembak langsung, tidak memberi kesempatan kepada pembaca untuk melakukan interpretasi atau mengembangkan persepsinya. Pembaca hanya dihadapkan kepada dua pilihan: menerima atau menolah tesis yang ditawarkan tersebut. 
Tesis tertutup apabila kesimpulan yang hendak ditawarkan kepada khalayak pembaca tidak dirumuskan dalam kalimat yang ringkas, lugas, dan tegas. Pesan disampaikan secara tersirat, samar-samar, atau hanya menunjukkan sinyal, isyarat, tanda, indikator, dengan pertimbangan khalayak pembaca sudah cerdas dan bijak sehingga tidak menimbulkan kesan sedang menggurui.


Proses Pelaksanaan Penulisan
Tim editorial secara musyawarah mufakat, menunjuk salah seorang anggota tim editorial untuk menuangkan hasil rapat yang membahas ide, topik, dan tesis tajuk rencana itu ke dalam sebuah karya opini tajuk rencana yang berbobot, enak dibaca, sekaligus mencerminkan identitas dan kredibilitas penerbitan sebagai perusahaan media berkelas yang professional. Kalau tidak atas dasar hasil penunjukan, sesuai dengan bidang keahlian masing-masing, tajuk rencana bisa saja ditulis oleh anggota tim editorial secara bergiliran sesuai dengan jadwal penugasan. 
Tajuk rencana adalah karya sekaligus suara institusi. Sebagai karya institusi, gaya bahasa tajuk rencana tidak boleh berubah-ubah setiap hari walaupun yang menulisnya berganti-ganti sesuai dengan penunjukan atau karena giliran penugasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar