Halaman

Sabtu, 30 November 2019

Teknik Dalam Penulisan Berita


Setelah sahabat mata pena mempelajari definisi dan ragam berita beserta klasifikasi berita, saatnya kita mempelajari teknik dalam penulisan sebuah berita.
Teknik penulisan berita adalah cara yang digunakan oleh jurnalis dalam menulis suatu laporan tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Untuk itulah teknik penulisan berita di media elektronik dibedakan dengan cara-cara penulisan berita di media cetak. Alasannya adalah karakter media elektronik khususnya televisi adalah spesifik audio visual sehingga perlu mendesain cara-cara penulisan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar atau pemirsanya yang notabene terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda.
Untuk mempermudah pesan sampai pada masyarakat maka digunakan semacam cara atau teknik dalam penulisan berita di televisi. Teknik yang sering digunakan dalam penulisan berita yaitu memperhatikan struktur penulisan berita, formula penulisan berita, dan teknik penulisan berita dengan piramida terbalik. Teknik dan cara penulisan jenis piramida terbalik ini hanya untuk menyajikan berita-berita yang memiliki news value (nilai berita) tinggi. Penyajiannya pun harus secepat mungkin. Dengan kata lain penyajiannya sangat terikat pada waktu (time concern). Pada model ini penyajian beritanya diawali dari yang terpenting menuju yang kurang penting.
Sebagaimana penulisan pada umumnya, berita juga ditulis dengan menggunakan struktur atau bagian-bagian seperti judul, teras berita, tubuh, dan penutup. Seluruh fakta dalam berita disampaikan melalui kata demi kata dalam suatu urutan logis. Seluruh fakta adalah jawaban atas pertanyaan enam pokok jurnalistik (5W+1H), dan jawaban inilah yang disampaikan secara bertahap.
Kita pasti pernah mendengar istilah 5W+1H. 5W+1H ini merupakan unsur klasik dalam penulisan berita. Dengan menggunakan konsep ini semua elemen dalam sebuah berita akan terpenuhi. Istilah ini meliputi: What (apa), Who (siapa), Where (di mana), When (kapan), Why (mengapa), dan How (bagaimana). Dengan rumusan ini, sangat mudah melihat sebuah berita, apakah secara teknis data-data dalam berita itu telah memenuhi persyaratan. Untuk mengujinya cukup dengan mengajukan pertanyaan: (1) apa permasalahan atau kejadian yang terdapat dalam berita?, (2) siapa yang diberitakan dalam berita itu?, (3) di mana terjadinya peristiwa itu?, (4) kapan terjadinya peristiwa itu?, (5) mengapa terjadi peristiwa itu?, (6) bagaimana terjadinya peristiwa itu?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar