Sebelum
tahun 1980, perhatian orang di Indonesia terhadap dunia penyuntingan (editing) naskah masih sedikit. Orang
menganggap bahwa penyuntingan naskah dapat dipelajari secara amatiran. Oleh
karena itu, orang yang bekerja di dunia penyuntingan buku hanya dilatih sambil
jalan di penerbitan bersangkutan. Bersamaan dengan munculnya banyak penerbit baru dan bersamaan dengan
semakin berkembangnya dunia penerbitan khususnya di Indonesia, tetapi
diperlukan adanya pelatihan penyuntingan. Hal ini sering pula terjadi dengan
semakin banyaknya orang yang bekerja di dunia sunting-menyunting naskah. Banyak
yang belum mengetahui cara menyunting bahan untuk konten media. Berikut ini akan dibahas mengenai penyuntingan dan pengumpulan, ketentuan dalam
penyuntingan, teknik menyunting bahan untuk media, dan teknik mengumpulkan
bahan untuk konten media.
A. Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan
Bahan untuk Konten Media Cetak
Menurut
KBBI (2009: 1106), pengertian penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan
menyunting atau sunting-menyunting sedangkan definisi menyunting adalah: (1)
menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi
sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur
kalimat); (2) merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah);
(3) menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan
memasang kembali.
Orang yang pekerjaannya yang menyunting
tulisan disebut editor atau penyunting. Untuk menjadi penyunting yang baik,
seseorang harus memenuhi persyaratan, yaitu menguasai ejaan bahasa Indonesia,
menguasai tata bahasa Indonesia, memiliki ketelitian dan kesabaran, memiliki
kemampuan menulis, menguasai satu bidang keilmuan, memiliki pengetahuan yang
luas, dan memiliki kepekaan bahasa.
Pengumpulan merupakan proses untuk
mengumpulkan informasi yang dijadikan sebagai bahan pembuatan tulisan. Dalam
melakukan pengumpulan informasi, dilakukan dengan beberapa teknik.
Teknik-teknik tersebut tentu sangat berpengaruh dalam proses pengumpulan bahan.
Teknik pengumpulan informasi tersebut akan dibahas dalam submasalah berikutnya.
Penyuntingan perlu dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan informasi yang efektif dan
efisien. Teknik tersebut antara lain: memeriksa format, memeriksa teknik
penulisan, memeriksa teras tulisan, memeriksa tubuh atau isi tulisan, memeriksa
kurasi penulisan, memeriksa penutup tulisan, memeriksa kecermatan penulisan
diksi, memeriksa efektifitas kalimat, memeriksa judul tulisan, dan memeriksa
foto dan materi pelengkap.
Teknik-teknik
penyuntingan dalam media perlu dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan yang
menyebabkan akibat fatal bagi banyak orang. Dengan dilakukannya beberapa teknik
di atas, tentu saja editor atau penyunting dapat menghasilkan naskah yang
dipublikasikan dalam media dengan baik. Hal ini tentunya dapat berdampak
positif bagi penerbit, penulis, dan juga pembaca.
Pengumpulan bahan dalam media merupakan
proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk
dimuat dalam media dan dipublikasikan. Adapun teknik pengumpulan bahan dalam
media adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi Informasi, (2) Inventarisasi Data, (3) Wawancara, dan (4) Observasi.
B. Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan
Bahan untuk Konten Media Elektronik
Membahas tentang teknik pengumpulan bahan
untuk konten media elektronik, penulis memiliki acuan dari salah satu stasiun
radio. Penulis memiliki batasan pembahasan mengenai proses penyuntingan bahan.
Di sini bahan yang akan di bahas adalah naskah iklan. Adakalanya, radio
setempat juga menawarkan jasa untuk membacakan script iklan oleh penyiarnya.
Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dijejali iklan
yang bertubi-tubi. Berikut
beberapa
teknik penyiaran naskah iklan, antara lain: (1) Mengumpulkan
iklan (undang biro iklan Anda untuk membicarakan rencana beriklan di radio). (2) Menyunting konten iklan (diksi yang menarik (bersifat
persuasif dan menghindari iklan yang berbau SARA). (3) Menyiarkan iklan (berlatih membaca iklan, memilih
lagu-lagu dengan intro yang pas, memilih part,
dan (4) membaca dengan
jelas dan tidak boleh bertabrakan dengan musik.
C. Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan
Bahan untuk Konten Media Online
Teknik pengumpulan dan penyuntingan bahan
dalam media online tentu berbeda dengan teknik pengumpulan dan penyuntingan
bahan di media elektronik. Hal ini terjadi terganatung dari bahan yang ingin
disunting. Batasan yang akan dibahas kali ini adalah bahan berupa naskah
berita. Penulis mendapatkan sumber dari salah satu pembaca berita di malang TV.
Beberapa teknik pengumpulan bahan untuk konten media berupa naskah berita,
diantaranya. (1) Mengidentifikasi informasi, pada zaman sekarang atau zaman
digital ini, ada banyak data atau informasi yang sulit untuk diketahui
kebenarannya. Untuk itu, perlu dilakukan pengidentifikasian terhadap informasi
tersebut. (2) Inventarisasi data, inventarisasi data adalah proses dokumentasi
data dengan menggunakan metode tertentu sehingga aset data mudah dicari ketika
hendak digunakan kembali. Tujuan dari inventarisasi data ini adalah untuk
menjaga kesinambungan proses kerja. (3) Wawancara, wawancara merupakan teknik
pengumpulan bahan yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat dan dilakukan
secara langsung. Teknik wawancara dijadikan sebagai penguat informasi yang
ditulis dalam sebuah tulisan. (4) Observasi, observasi merupakan teknik
pengumpulan bahan yang juga sangat banyak dilakukan oleh masyarakat dan
dilakukan dengan mendatangi langsung tempat pengumpulan bahan atau informasi
tersebut. Sama seperti teknik wawancara, observasi merupakan penguat informasi
yang ditulis dalam sebuah tulisan.
Teknik mengumpulkan bahan konten berita di
media online, adalah sebagai berikut: (1) Melakukan peliputan berita yang
ingin dipublikasikan. (2) Buat naskah berita dari hasil peliputan untuk
dibacakan oleh pembaca berita. Contohnya:
Format berita
Judul :
Lokasi :
Hari/tanggal :
Rep/Kam :
LEAD : terdiri dari 1 paragraf dan berisi inti dari berita yang ingin
disampaikan
Dubbing : isinya adalah naskah berita
Penutup : (contoh: dari kabupaten Malang. Julian Sukrisna. Malang TV.
Perlu diketahui bahwa tugas seorang editor
dalam menyunting bahan berupa berita banyak yang perlu di perhatikan. Tugas
seorang editor, antara lain, (1) Mencegah terjadinya kesalahan- kesalahan
(kesalahan ejaan, kesalahan fakta-fakta, kesalahan pada struktur berita. (2) Menjaga
hal- hal yang tidak dikehendaki seperti masuknya unsur- unsur pendapat, adanya
pengulangan kata atau kalimat yang mubazir, mengoreksi agar jangan ada fakta
yang tertinggal, menjaga adanya kata atau kalimat yang dapat menimbulkan
pencemaran nama baik atau salah tulis gelar dan nama narasumber,
Dalam klasifikasinya kerjanya, dapat
disimpulkan bahwa bidang penyuntingan di lakukan oleh redaktur desk/ bidang
dibagian penyuntingan kata, kalimat dan bahasa yang kurang tepat. Kemudian make
up editor (tata letak) dan copy reader yang bertugas menyunting gambar atau
foto yang sesuai dengan naskah berita yang disunting redaktur dan
mengantisipasi kerancuan atau kesalahan dalam penulisan berita. Maka setiap
berita yang disajikan oleh media surat kabar, merupakan berita yang tidak
sembarangan melainkan berita yang sudah diolah dan disaring oleh bagian
penyunting berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar