Halaman

Minggu, 17 November 2019

Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan Bahan untuk Konten Media

Sebelum tahun 1980, perhatian orang di Indonesia terhadap dunia penyuntingan (editing) naskah masih sedikit. Orang menganggap bahwa penyuntingan naskah dapat dipelajari secara amatiran. Oleh karena itu, orang yang bekerja di dunia penyuntingan buku hanya dilatih sambil jalan di penerbitan bersangkutan. Bersamaan dengan munculnya banyak penerbit baru dan bersamaan dengan semakin berkembangnya dunia penerbitan khususnya di Indonesia, tetapi diperlukan adanya pelatihan penyuntingan. Hal ini sering pula terjadi dengan semakin banyaknya orang yang bekerja di dunia sunting-menyunting naskah. Banyak yang belum mengetahui cara menyunting bahan untuk konten media. Berikut ini akan dibahas mengenai  penyuntingan dan pengumpulan, ketentuan dalam penyuntingan, teknik menyunting bahan untuk media, dan teknik mengumpulkan bahan untuk konten media.



A. Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan Bahan untuk Konten Media Cetak
       Menurut KBBI (2009: 1106), pengertian penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting sedangkan definisi menyunting adalah: (1) menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat); (2) merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah); (3) menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali.
Orang yang pekerjaannya yang menyunting tulisan disebut editor atau penyunting. Untuk menjadi penyunting yang baik, seseorang harus memenuhi persyaratan, yaitu menguasai ejaan bahasa Indonesia, menguasai tata bahasa Indonesia, memiliki ketelitian dan kesabaran, memiliki kemampuan menulis, menguasai satu bidang keilmuan, memiliki pengetahuan yang luas, dan memiliki kepekaan bahasa.
Pengumpulan merupakan proses untuk mengumpulkan informasi yang dijadikan sebagai bahan pembuatan tulisan. Dalam melakukan pengumpulan informasi, dilakukan dengan beberapa teknik. Teknik-teknik tersebut tentu sangat berpengaruh dalam proses pengumpulan bahan. Teknik pengumpulan informasi tersebut akan dibahas dalam submasalah berikutnya.
Penyuntingan perlu dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan informasi yang efektif dan efisien. Teknik tersebut antara lain: memeriksa format, memeriksa teknik penulisan, memeriksa teras tulisan, memeriksa tubuh atau isi tulisan, memeriksa kurasi penulisan, memeriksa penutup tulisan, memeriksa kecermatan penulisan diksi, memeriksa efektifitas kalimat, memeriksa judul tulisan, dan memeriksa foto dan materi pelengkap.
Teknik-teknik penyuntingan dalam media perlu dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan yang menyebabkan akibat fatal bagi banyak orang. Dengan dilakukannya beberapa teknik di atas, tentu saja editor atau penyunting dapat menghasilkan naskah yang dipublikasikan dalam media dengan baik. Hal ini tentunya dapat berdampak positif bagi penerbit, penulis, dan juga pembaca.
Pengumpulan bahan dalam media merupakan proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk dimuat dalam media dan dipublikasikan. Adapun teknik pengumpulan bahan dalam media adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi Informasi, (2) Inventarisasi Data, (3) Wawancara, dan (4) Observasi.


B. Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan Bahan untuk Konten Media Elektronik
Membahas tentang teknik pengumpulan bahan untuk konten media elektronik, penulis memiliki acuan dari salah satu stasiun radio. Penulis memiliki batasan pembahasan mengenai proses penyuntingan bahan. Di sini bahan yang akan di bahas adalah naskah iklan. Adakalanya, radio setempat juga menawarkan jasa untuk membacakan script iklan oleh penyiarnya. Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dijejali iklan yang bertubi-tubi. Berikut beberapa teknik penyiaran naskah iklan, antara lain: (1) Mengumpulkan iklan (undang biro iklan Anda untuk membicarakan rencana beriklan di radio). (2) Menyunting konten iklan (diksi yang menarik (bersifat persuasif dan menghindari iklan yang berbau SARA). (3) Menyiarkan iklan (berlatih membaca iklan, memilih lagu-lagu dengan intro yang pas, memilih part, dan (4) membaca dengan jelas dan tidak boleh bertabrakan dengan musik.

C. Teknik Pengumpulan dan Penyuntingan Bahan untuk Konten Media Online
Teknik pengumpulan dan penyuntingan bahan dalam media online tentu berbeda dengan teknik pengumpulan dan penyuntingan bahan di media elektronik. Hal ini terjadi terganatung dari bahan yang ingin disunting. Batasan yang akan dibahas kali ini adalah bahan berupa naskah berita. Penulis mendapatkan sumber dari salah satu pembaca berita di malang TV. Beberapa teknik pengumpulan bahan untuk konten media berupa naskah berita, diantaranya. (1) Mengidentifikasi informasi, pada zaman sekarang atau zaman digital ini, ada banyak data atau informasi yang sulit untuk diketahui kebenarannya. Untuk itu, perlu dilakukan pengidentifikasian terhadap informasi tersebut. (2) Inventarisasi data, inventarisasi data adalah proses dokumentasi data dengan menggunakan metode tertentu sehingga aset data mudah dicari ketika hendak digunakan kembali. Tujuan dari inventarisasi data ini adalah untuk menjaga kesinambungan proses kerja. (3) Wawancara, wawancara merupakan teknik pengumpulan bahan yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat dan dilakukan secara langsung. Teknik wawancara dijadikan sebagai penguat informasi yang ditulis dalam sebuah tulisan. (4) Observasi, observasi merupakan teknik pengumpulan bahan yang juga sangat banyak dilakukan oleh masyarakat dan dilakukan dengan mendatangi langsung tempat pengumpulan bahan atau informasi tersebut. Sama seperti teknik wawancara, observasi merupakan penguat informasi yang ditulis dalam sebuah tulisan.
Teknik mengumpulkan bahan konten berita di media online, adalah sebagai berikut: (1) Melakukan peliputan berita yang ingin dipublikasikan. (2) Buat naskah berita dari hasil peliputan untuk dibacakan oleh pembaca berita. Contohnya:


Format berita
Judul :
Lokasi :
Hari/tanggal :
Rep/Kam :
LEAD : terdiri dari 1 paragraf dan berisi inti dari berita yang ingin disampaikan
Dubbing : isinya adalah naskah berita
Penutup : (contoh: dari kabupaten Malang. Julian Sukrisna. Malang TV.


Perlu diketahui bahwa tugas seorang editor dalam menyunting bahan berupa berita banyak yang perlu di perhatikan. Tugas seorang editor, antara lain, (1) Mencegah terjadinya kesalahan- kesalahan (kesalahan ejaan, kesalahan fakta-fakta, kesalahan pada struktur berita. (2) Menjaga hal- hal yang tidak dikehendaki seperti masuknya unsur- unsur pendapat, adanya pengulangan kata atau kalimat yang mubazir, mengoreksi agar jangan ada fakta yang tertinggal, menjaga adanya kata atau kalimat yang dapat menimbulkan pencemaran nama baik atau salah tulis gelar dan nama narasumber,
Dalam klasifikasinya kerjanya, dapat disimpulkan bahwa bidang penyuntingan di lakukan oleh redaktur desk/ bidang dibagian penyuntingan kata, kalimat dan bahasa yang kurang tepat. Kemudian make up editor (tata letak) dan copy reader yang bertugas menyunting gambar atau foto yang sesuai dengan naskah berita yang disunting redaktur dan mengantisipasi kerancuan atau kesalahan dalam penulisan berita. Maka setiap berita yang disajikan oleh media surat kabar, merupakan berita yang tidak sembarangan melainkan berita yang sudah diolah dan disaring oleh bagian penyunting berita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar